4. Analisis Segmentasi dan Targeting Pasar Jasa

Sabtu, 26 Maret 2011


UNJ – 23 Maret 2011. Pertemuan keempat mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang ANALISIS SEGMENTASI dan TARGETING PASAR JASA.

Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang pengertian pasar, segmentasi pasar, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan segmentasi pasar.

Berikut adalah penjelasannya.

PASAR dan SEGMENTASI PASAR

Menurut dari buku manajemen pemasaran yang beliau jadikan acuan, pasar adalah tempat bertemunya pembeli potensial dengan para penjual. Pasar ini bukan hanya diartikan yang berbentuk fisik, namun penjualan di dunia maya pun dapat diartikan pasar jika terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.

Jenis-jenis pemasaran dalam pasar

Dari penjelasan dosen, ada tiga jenis pemasaran dalam pasar. Jenis pertama adalah mass marketing, jenis ini dapat dicontohkan dengan PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan Pasaraya. Kenapa dapat dicontohkan dengan dua pasar tersebut? karena dalam contoh pasar itu dapat dilihat bahwa banyak penjual yang tersebar untuk memasarkan produknya yang bermacam-macam dan memungkinkan juga akan banyak pembeli yang datang ke pasar tersebut. Jenis yang kedua adalah product variety marketing, jenis ini mengelompokan produk-produk berdasarkan variannya. Seperti style, quality, features, dan size. Jenis yang ketiga adalah target marketing, jenis ini memasarkan produknya dengan cara mengidentivikasi target (calon pembeli). Dapat dicontohkan dengan produk keluaran coca-cola, mereka mengaluarkan varian baru dalam produknya yaitu coca-cola zero. Keluaran produk baru ini sebelumnya telah melakukan identivikasi calon pembelinya yang mayotitas anak muda yang kebanyakan tidak ingin gendut (diet).

Selanjutnya penjelasan mengenai segmentasi pasar

Menurut buku yang beliau baca, segmentasi pasar adalah pemecahan pasar sesuai dengan kebutuhan pembeli, karakteristik pembeli, dan pemisahan produk. Namun ada beberapa pengertian lain dari para ahli mengenai segmentasi pasar, diantaranya: Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. Serta menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307).

Dalam segmentasi pasar ini ada dua tahap yang harus dilakukan penjual, yaitu: tahap 1, penjual harus mengidentivikasi target/sasaran calon pembelinya. Apakah produk yang akan mereka keluarkan ditargetkan untuk anak-anak atau orang tua, lalu juga mempertimbangkan status ekonomi calon pembeli, dan lainnya. Tahap 2, dengan melakukan penyusunan profil pembeli. Setelah penjual melakukan tahap 1 (identivikasi target), penjual dapat melakukan tahap 2 (penyusunan profil pembeli). Tahap ini dilakukan agar penjual mengetahui jelas siapa dan dimana produknya akan dipasarkan, serta dapat juga menjadi acuan produk apa yang akan dikeluarkan.

Pembahasan terakhir dalam pertemuan ini membahas tentang hal-hal (aspek) apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan segmentasi pasar

Aspek pertama adalah Segmentasi Geografi. Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, penjual mengetahui kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. Aspek yang kedua adalah Segmentasi Demografi. Segmentasi ini memberikan gambaran bagi penjual kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Pengelompokan ini dapat digolongkan pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan lainnya. Dapat pula digolongkan pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, agama dan ras, misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan lainnya. Aspek selanjutnya adalah Segmentasi Psikografi. Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: (a) Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. (b) Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah. (c) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk dan penilaian terhadap suatu produk. Aspek yang keempat adalah Segmentasi Tingkah Laku. Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak penjual yakin bahwa segmentasi tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indicator sebagai berikut (Armstrong, 1997): 1. Manfaat yang dicari. Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Penjual  dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merk utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merk yang memberikan manfaat tersebut. 2. Status Pengguna. Pembeli dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali. 3. Tingkat Pemakaian. Pembeli dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. 4. Status Loyalitas. Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merk, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merk. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merk atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merk tetapi kadang-kadang membeli merk lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merk apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.

SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN 2009 REGULER


Bidang Usaha Jasa yang Ingin Saya Buat

Selasa, 22 Maret 2011


SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN REGULER 2009
MANAJEMEN PEMASARAN

Bidang Usaha                          : Jasa Pendidikan
Nama Perusahaan (Sekolah)    : PAUD TUNAS BANGSA
Alasan/Reasoning              : Alasan saya memberi nama sekolah ini PAUD TUNAS BANGSA karena diharapkan dengan adanya PAUD ini, anak-anak didik pra sekolah akan dapat menjadi tunas atau bibit yang berkualitas untuk membangun bangsa ini kearah perkembangan yang jauh lebih baik dari saat ini. PAUD ini pula diharapkan dapat membuat anak-anak didik dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah sebenarnya yang akan mereka jalani pada jenjang SD (Sekolah Dasar) sampai dengan Perguruan Tinggi nantinya.
PAUD ini berdiri karena adanya dorongan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu didaerah sekitar rumah saya yang mempunyai hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan. Karena hal tersebut, saya mendirikan PAUD ini dengan tujuan membuat mereka merasakan apa itu sekolah. Walaupun mungkin belum seperti keadaan sekolah yang sebenarnya, setidaknya mereka dapat merasakan belajar diruang kelas bersama teman-teman dan para guru. Serta diharapkan mereka bisa CALISTUNG (Baca, Tulis, dan Hitung) dan tidak terkena 3B (Buta Huruf, Buta Angka, dan Buta Warna). Karena pengenalan mereka dengan huruf dan angka menurut saya sangat penting untuk kehidupan mereka sekarang sampai nanti. Saya tidak ingin kegiatan anak-anak ini hanya bermain dirumah tanpa adanya unsur pendidikan dasar untuk bekal kehidupannya nanti.

System pendidikan dalam PAUD ini sama seperti pendidikan pra sekolah lainnya. PAUD ini tidak hanya menekankan pada pelajaran baca tulis hitung tetapi juga mengajarkan tentang akhlak yang baik sebagai seorang manusia. Dalam pelajaran baca tulis hitung, kita hanya menekankan pada pengenalannya saja, tidak terlalu memaksa si anak untuk bisa melakukan dengan maksimal. Dengan alasan, anak akan bisa melakukannya dengan baik jika tidak dengan paksaan tetapi dengan latihan terus menerus. Latihan pengenalan huruf dan angka ini kita lakukan setiap hari dalam kelas. Entah dengan pengucapan, pengenalan dengan media gambar atau warna, ataupun dengan latihan menulis.

Untuk pelajaran akhlak, kita memulai dengan mengajari mereka bagaimana memberi salam, menghormati orang tua, dan menghargai orang lain. Setiap memulai pelajaran, selalu diawali dengan doa dan salam. Dalam kelas juga diajari bagaimana si anak berani untuk berbicara di depan orang banyak, dengan cara meminta setiap murid maju untuk membaca doa ataupun untuk sekedar bernyanyi atau memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelasnya. Usaha ini dilakukan agar si anak mempunyai rasa percaya diri yang cukup untuk bergaul dengan teman-temannya yang lain di luar sana. Karena kebanyakan anak-anak yang kurang mampu dalam ekonomi, mempunyai rasa percaya diri yang kurang.

Untuk mengurangi rasa jenuh karena belajar dikelas, PAUD ini mengadakan study wisata setiap bulannya. Study wisata ini selain membuat mereka tidak jenuh, juga untuk menambah pengetahuan dengan apa yang ada diluar lingkungan kelas, karena banyak hal menyenangkan diluar sana yang bisa mereka pelajari. Dan untuk membahagiakan anak-anak yang kurang mampu.

Walaupun PAUD ini dikhususkan untuk warga yang kurang mampu, tetapi warga yang mampu pun diperbolehkan untuk bergabung. Karena PAUD ini mempunyai sarana dan prasarana yang cukup menunjang dalam pendidikan pra sekolah.

Inti dari pendirian PAUD ini adalah saya tidak ingin melihat anak-anak didaerah rumah saya menjadi anak-anak yang buta angka, buta huruf, dan buta warna. Karena pengenalan yang memang begitu mendasar dan sederhana ini sangat berguna untuk kehidupan mereka.

3. Analisis Lingkungan Organisasi Pendidikan

Sabtu, 19 Maret 2011


UNJ – 16 Maret 2011. Pertemuan ketiga mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL DAN EKSTERNAL.

Beliau menjelaskan bahwa lingkungan (environment) adalah sesuatu yang mempengaruhi kehidupan manusia. Lingkungan ini berbentuk fisik maupun non fisik. Dalam lingkup manajaemen pemasaran, lingkungan berarti pelaku dan kekuatan di luar pemasaran yang mampu mempengaruhi kemampuan pemasaran untuk melancarkan transaksi.

MACAM-MACAM LINGKUNGAN
Ada dua macam lingkungan, yaitu lingkungan internal dan eksternal.
Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdapat dalam suatu organisasi. Hal- hal yang termasuk dalam lingkungan internal ini adalah MANUSIA, KEBIJAKAN, KEPEMIMPINAN, SARANA PRASARANA, dan BUDAYA atau TRADISI.

Berikut adalah penjelasan lebih lanjut dari setiap lingkungan internal.
Hal pertama dalam lingkungan internal adalah manusia. Manusia dalam organisasi harus mempunyai skill atau kompetensi. Dalam organisasi juga manusia membutuhkan kesesuaian posisi agar pekerjaannya dapat dikerjakan dengan baik. Dan agar organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik, manusia-manusia di dalamnya harus mempunyai komitmen atau loyalitas terhadap organisasi yang ia tempati. Serta pada kenyataannya, manusia itu membutuhkan reward atau penghargaan atas pekerjaan yang telah ia selesaikan, dengan reward tersebut diharapkan dapat membuat ia lebih baik dalam pekerjaannya serta perusahaan akan dapat pula mempromosikan dirinya untuk kenaikan jabatan.

Hal kedua yaitu kebijakan. Kebijakan dalam organisasi mencakup visi, misi, dan tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah organisasi. Dalam kebijakan ini, organisasi harus mengetahui segmen (keadaan) yang sedang ia kerjakan. Hal ini penting agar tujuan yang direncakan dapat tercapai. Selanjutnya organisasi juga harus mempunyai filosofi marketing yang akan mereka jalankan. Apakah mereka hanya bertujuan untuk menjual produk sebanyak-banyaknya atau ingin juga mengembangkan kepada social marketing.

Hal ketiga dalam lingkungan internal adalah kepemimpinan. Kepemimpinan tersebut dapat mempengaruhi cara kerja organisasi. Berikut adalah factor berbedanya cara kerja organisasi karena kepemimpinan. Setiap pemimpin mempunyai gayanya masing-masing dalam membawahi organisasinya. Macam-macam gaya pemimpin: berorientasi pada tugas (selalu memberikan bawahannya tugas untuk dikerjakan sesuai dengan departemennya). Menerima feedback (si pemimpin selalu menerima saran atau kritik dari bawahannya atas semua pekerjaan yang telah ia lakukan). Berorientasi manusia (pemimpin yang satu ini percaya bahwa setiap manusia mempunyai kemampuan, namun bagaimana kita menggunakan dan mengembangkan kemampuan itu). Selanjutnya ada gaya pemimpin yang memberikan wewenang penuh kepada bawahannya (pemimpin ini menerima hasil pekerjaan dari bawahannya lalu melakukan tindak koreksi). Factor selanjutnya yang membuat organisasi berbeda caranya kerjanya adalah kompetensi diri si pemimpin. Factor yang terakhir adalah kemampuan manajerial (pemimpin mampu mengetahui kemampuan setiap bahawannya, mempimpin juga mampu memotivasi bawahannya agar dapat bekerja dengan baik, serta pemimpin mampu melakukan tindak evaluasi atau perbaikan). Factor ini jelas membuat cara kerja organisasi berbeda jika dipimpin oleh pemimpin yang berbeda, karena setiap pemimpin mungkin mempunyai kompetensi dan kemampuan yang berbeda dalam memanaj organisasinya.

Hal selanjutnya adalah sarana prasarana. Sarana prasarana adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan kenyamanan, yaitu pencahayaan, pergantian udara, dan suara. Lalu kelengkapan, kelengkapan disini dimaksudkan bukan semua barang tersedia dalam suatu organisasi, melainkan barang-barang yang dibutuhkan dalam organisasi tersebut tersedia dengan lengkap. Selanjutnya yang terkait dengan sarana prasarana adalah keamanan, berhubungan dengan implikasi kecelakaan. Dirapakan sarana prasarana yang ada didalam organisasi ini akan dapat mengurangi tingkat kecelakaan yang akan terjadi.

Hal kelima dan terakhir dalam lingkungan internal adalah budaya atau tradisi. Budaya ini berkenaan dengan value atau nilai-nilai yang mengikat orang-orang dalam organisasi, nilai-nilai ini harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi berkomitmen kepada ornganisasi tersebut. Hal selanjutnya yang termasuk dalam budaya adalah tampilan fisik, hal ini termasuk bentuk fisik bangunan, para karyawan, dan barang-barang dalam organisasi tersebut. Lalu ada yang namanya akulturasi budaya, hal ini berarti sebuah organisasi terbangun dari budaya local.

Selanjutnya beliau menjelaskan tentang lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal adalah lingkungan yang berasal dari luar organisasi tersebut. yang terkait dengan lingkungan eksternal adalah, demografi. Hal yang termasuk demografi antara lain populasi penduduk, kepadatan, lokasi, usia penduduk, gender, ras, dan pekerjaan. Selanjutnya ada lingkungan alam, lingkungan alam ini termasuk jenis dataran, cuaca, dan lain-lain. Yang ketiga adalah lingkungan teknologi. Lingkungan teknologi ini bertujuan untuk mempermudah system kerja organisasi, jadi diharapkan teknologi yang terdapat dalam suatu organisasi adalah teknologi yang tepat, bukan semata-mata teknologi yang canggih. Betapa pun canggihnya suatu teknologi, percuma saja jika tidak dibutuhkan oleh organisasi tersebut. Lalu yang termasuk lingkungan eksternal adalah lingkungan politik, lingkungan ekonomi, serta lingkungan budaya. Lingkungan budaya dapat dipengaruhi oleh pendidikan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut.

Analisis lingkungan internal dan eksternal ini penting untuk menentukan cara kerja suatu organisasi yang nantinya akan berdampak kepada perkembangan organisasi tersebut.

Sekilas Info Untuk Kawanku

Jumat, 11 Maret 2011

Gelatin Halal, Gelatin Haram
February 2nd, 2010

Di Indonesia, gelatin masih merupakan barang impor, negara pengimpor utama adalah Eropa dan Amerika. Menurut data BPS 1997, secara umum terjadi pemanfaatan dalam industri pangan dan farmasi. Dalam industri farmasi, gelatin digunakan sebagai bahan pembuat kapsul. Dalam industri pangan, gelatin pun sekarang marak digunakan.

Gelatin adalah produk alami yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen. Gelatin merupakan protien yang larut yang bisa bersifat sebagai gelling agent (bahan pembuat gel) atau sebagai non gelling agent. Sumber bahan baku gelatin dapat berasal dari sapi (tulang dan kulit jangat), babi (hanya (kulit) dan ikan (kulit). Karena gelatin merupakan produk alami, maka diklasifikasikan sebagai bahan pangan bukan bahan tambahan pangan.

Menurut data dari SKW Biosystem suatu perusahaan gelatin multinasional bahwa produk gelatin dunia pada tahun 1999 sebanyak 254.000 ton terdiri dari sumber kulit jangat sapi sebanyak 28.7 %, kulit babi sebanyak 41.4% serta kontribusi tulang sapi sebesar 29.8 %, dan sisanya dari ikan.

Gelatin komersial yang ada di pasaran dikategorikan sebagai gelatin tipe A dan tipe B. pengelompokan ini berdasarkan jenis prosesnya, yaitu proses perendaman asam dan basa. Proses perendaman asam menghasilkan gelatin tipe A dan perendaman basa menghasilkan gelatin tipe B. gelatin tipe A umumnya berasal dari kulit babi yang memiliki titik isoelektrik (titik pengendapan protein) pada PH yang lebih tinggi (7.5 – 9.0) dari PH isoelektrik gelatin tipe b (4.8 – 5.0). Sedangkan gelatin tipe B biasanya bersumber dari kulit jangat sapi dan tulang sapi. Sedangkan gelatin ikan dikategorikan sebagai gelatin tipe A. dalam perkembangannya, proses pembuatan gelatin yang berasal dari tulang dapat dilakukan juga dengan menggunakan cara asam yang lebih sederhana yang akhirnya juga menggeser PH isoelektrik pada sekitar 5.5 – 6.0.

Secara ekonomis, proses asam lebih disukai dibandingkan dengan proses basa. Hal ini karena peresndaman yang dilakukan dalam proses asam relatif lebih singkat yaitu (3-4 minggu) dibanding dengan proses basa (sekitar 3 bulan).

Setelah mengalami perendaman bahan dinetralkan untuk kemudian diekstraksi dan dipekatkan (evaporasi). Bahan yang telah mengalami pemekatan dikeringkan untuk kemudian mengalami proses penggilingan tau penghancuran menjadi partikel yang lebih kecil atau sesuai dengan standar tertentu.

PEMANFAATAN GELATIN
Dari data SKW biosystem, penggunaan gelatin dalam industri non pangan sejumlah 100.000 metrics ton digunakan pada industri pembuatan film foto sebanyak 27.000 ton, untuk kapsul lunak sebanyak 22.600 ton, untuk produksi cangakang capsul (hadr capsul) sebanyak 20.200 ton serta dalam dunia farmasi dan teknis sebanyak 12.000 ton dan 6.000 ton.

Penggunaan gelatin dalam industri pangan masih menurut sumber di atas adalah sebesar 154.000 metrics ton, dimana penggunaan terbesar adalah industri konfeksioneri yaitu sebesar 68.000 ton selanjutnya untuk produk jelli sebanyak 36.000 ton. Untuk industri daging dan susu memiliki jumlah penggunaan gelatin yang sama yaitu sebesar 16.000 ton dan untuk kelompok produk low fat (semisal margarin) dan makanan fungsional (food supplement) memiliki kontribusi penggunaan gelatin yang sama yaitu sebesar 4.000 ton.

Aplikasi sejumlah gelatin (254.000 metrics ton, 1999) pada industri pangan (60%) dan non pangan (40%), dikontribusikan oleh gelatin yang bersumber dari babi sebanyak 40% dan sapi (termasuk tulang dan kulit) sebesar 60%. Pada industri pangan jumlah penggunaan gelatin yang disumbangkan oleh babi sebesar 27% dan dari sapi sebesar 33%. Sedangkan untuk industri farmasi yang menggunakan gelatin yang berasal dari babi sebesar 7% dan yang berasl dari sapi sebesar 12%.

Jika ditinjau dari selisish persentase kontribusi gelatin sapi dan babi dalam industri pangan maupun farmasi persentase tersebut bukan merupakan selisih yang cukup besar dibandingkan dengan presentase konsumen muslim yang hanya boleh menggunakan gelatin yang bersumber dari sapi.

GELATIN DAN ALTERNATIFNYA
Gelatin disebut miracle food. Hal ini disebabkan karena gelatin memiliki fungsi yang masih sulit digantikan dalam industri pangan maupun obat-obatan. Salah satu keunggulan yang paling terkenal adalah bisa memiliki sifat melting in the mouth. Ini sifat yang paling disukai oleh hampir semua pengusaha industri pangan.

Namun demikian, tidak berarti gelatin sama sekali tidak bisa digantikan dalam industri pangan maupun farmasi. Penggunaan hidrokoloid yang bersumber dari tanaman sudah banyak dikembangkan dalam rangka menggantikan peran gelatin. Sungguhpun sejauh ini hasilnya tidak sesempurna gelatin, tapi sudah cukup memadai. Misalnya ada sebuah perusahaan permen chewy yang dulunya menggunakan gelatin, sekarang telah mendapat sertifikat Halal MUI setelah menggantikan gelatin dengan beberapa sumber hidrokoloid. Jadi, walaupun hasil akhirnya tidak mirip, peran gelatin dapat digantikan dengan mengkombinasikan beberapa sumber hidrokoloid. Dan penggunaannya bersifat aman dalam konteks kehalalan karena bersumber dari tanaman. Selain itu alternatif lain yang saat ini masih terus dikembangkan adalah gelatin yang bersumber dari ikan.
Sumber : Jurnal Halal LP POM MUI
http://www.halalguide.info/2010/02/02/gelatin-halal-gelatin-haram/

*jika membeli produk apapun, jangan segan2 untuk membaca komposisinya dan men-check label HALAL. Berhati-hatilah terhadap GELATIN dan LECITHIN.

2. konsep dasar jasa

Senin, 07 Maret 2011


UNJ – 2 Maret 2011. Pertemuan kedua mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen tetap, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang KARAKTERISTIK JASA.
Penjelasan beliau antara lain:
Produk terbagi menjadi dua, yaitu BARANG dan JASA. Perbedaan keduanya cukup jelas, yaitu terletak pada penampilan masing-masing produk. Namun pada pertemuan ini, akan lebih menjelaskan tentang produk yang berbentuk JASA.
JASA
Beliau menjelaskan bahwa jasa adalah suau tindakan yang ditawarkan kepada konsumen yang terjadi ditempat terjadinya interaksi. Yang melibatkan hubungan dengan orang/manusia ataupun dengan mesin, yang mengarah kepada kepuasan pelanggan.
Dalam pengertian ini, dapat dicontohkan dengan BANK. BANK merupakan menyedia jasa dalam penyimpanan dan pengambilan uang, hubungan dengan manusia dapat dicontohkan dengan interaksi pelanggan dengan TELLER. Dan hubungan dengan mesin, dapat dicontohkan dengan interaksi pelanggan dengan MESIN ATM.
KARAKTERISTIK JASA
Jasa merupakan produk yang tidak dapat disimpan seperti layaknya produk barang. Dalam perusahaan jasa, produsen harus mementingkan costumer satisfaction atau kepuasan pelanggan.
Perusahaan jasa harus mampu menambahkan features yang menarik untuk mendatangkan persepsi baik dari pelanggan. Dan ternyata lembaga perusahaan juga mempengaruhi penilaian atau persepsi dari pelanggan. Jadi, alangkah lebih baiknya jika perusahaan jasa mampu membangun citra baik dimata pelanggan agar bisnisnya berkembang pesat.
Dalam hal pemasaran produk jasa, produsen harus selalu mengembangkan social skills karyawannya. Kegiatan ini bertujuan agar para karyawan dapat terus melakukan pemasarannya dengan baik serta dapat menarik “mata” pelanggan agar melihat produk jasa yang dipasarkan.
Perusahaan jasa juga biasanya intens dalam memasarkan produk jasanya. Tidak jarang perusahaan jasa menggunakan goodwill si pemilik ataupun menggunakan brand orang lain yang cocok untuk produk yang ditawarkan.
Menurut beliau, pendidikan merupakan jasa karena adanya interaksi dengan manusia ataupun mesin. Dapat dicontohkan dengan interaksi murid dengan guru ataupun interaksi murid dengan sumber belajar seperti internet (komputer). Namun pendidikan tidak sama dengan perusahaan jasa lainnya, karena pendidikan tidak hanya mementingkan satisfaction tetapi juga memperhatikan value atau penilaian dari pengguna jasa tersebut. Dalam hal ini dapat dicontohkan dengan kedisiplinan suatu sekolah.
KUNCI SUKSES PERUSAHAAN JASA
Dalam pertemuan ini juga beliau menjelaskan beberapa kunci atau cara agar perusahaan jasa dapat berkembang dengan baik. Diataranya adalah:
1.      Perusahaan jasa harus selalu memperbarui layanan jasanya.
Contoh: Bank yang dahulunya hanya menjadi tempat untuk menyimpan dan mangambil uang, sekarang juga dapat digunakan untuk tempat peminjaman uang.
Dalam lingkup pendidikan, terdapat pengembangan kurikulum.

Dari kunci sukses yang pertama ini, perusahaan jasa harus melakukan langkah seperti survey dan meranking, langkah ini digunakan untuk mengetahui layanan apa yang harus dipertahankan dan dikembangkan untuk kepuasan pelanggan.

2.      Perusahaan jasa harus menyediakan tempat layanan.
tempat layanan ini dapat menggunakan computer untuk mengolah sesuatu yang diperlukan pelanggan.

3.      Perusahaan jasa harus mengadakan kesepakatan layanan.
Kesepakatan layanan ini dapat berupa membership. Hal dimaksudkan agar pelanggan mudah dalam menggunakan jasa yang ditawarkan.

4.      Perusahaan jasa harus menggunakan kekuatan informasi.
Informasi ini dapat melalui getok tular atau dari mulut ke mulut, web, atau dengan melakukan pertemuan.

5.      Perusahaan jasa harus menentukan nilai strategis jasa pada konsumen.
Nilai strategis ini dapat berupa diskon atau potongan-potongan harga dan berbagai macam kemudahan.
Dalam kunci sukses yang terakhir ini, perusahaan harus selalu memperhatikan demand atau permintaan dari pelanggan.

Jadi, semua ini harus dilakukan perusahaan jasa agar produk yan mereka tawarkan dapat memberikan kemudahan dan kenyamanan yang nantinya akan menciptakan penilaian baik dari pelanggan.

SITI PATIMAH - 1445091743
MP REGULER 2009