6. Marketing Mix (Bauran Pemasaran)

Senin, 25 April 2011


UNJ – 20 April 2011. Pertemuan keenam mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang MARKETING MIX.

Beliau menjelaskan bahwa dalam bauran marketing atau marketing mix terdapat empat unsure yaitu 4P: (1) product (barang atau jasa), (2) price (harga), (3) place (tempat), dan (4) promotion (promosi).

Penjelasan selanjutnya lebih memperdalam mengenai produk.
Produk adalah segala sesuatu yang diperhatikan, ditempati, dan dikonsumsi untuk memuaskan keinginan pelanggan.

Dalam hal ini, produk terbagi menjadi dua jenis yaitu: consumer product atau produk yang digunakan untuk keperluan pribadi si pembeli. Yang kedua yaitu industrial product atau produk yang dibeli memang digunakan untuk membuat/memproduksi barang, contohnya untuk pembelian barang oleh pabrik.

Lalu beliau menjelaskan lagi bahwa di dalam consumer product terdapat empat macam produk yang dibeli oleh pelanggan, yaitu: (1) convenience product. Produk ini adalah produk yang dibeli berulang-ulang oleh pelanggan karena produk yang dijual adalah produk yang merupakan kebutuhan pokok pelanggan, contohnya seperti makanan. (2) shopping product. Pelanggan membeli produk ini setelah mereka membandingkan harga, kualitas, dan pertimbangan-pertimbangan lain dari produk pesaing yang sejenis. (3) specialty product. Produk ini dibeli pelanggan bukan karena kebutuhan pokoknya, tetapi karena si pelanggan ingin mengkoleksi ataupun hanya untuk menaikkan gengsinya. (4) unsought product. Pelanggan membeli jenis produk hanya karena ikut-ikutan ingin memilikinya.

Setelah menjabarkan tentang berbagai jenis produk, selanjutnya penjelasan mengenai factor apa saja yang membuat pelanggan memutuskan untuk membeli suatu produk.

Factor pertama adalah kualitas. Alasan paling awal pelanggan memutuskan untuk membeli produk adalah dengan melihat kualitas dari barang tersebut. Jika menurutnya produk yang mereka pilih itu berkualitas, sudah pasti mereka akan memutuskan untuk membeli produk tersebut.

Faktor kedua adalah reability atau kehandalan. Setelah melihat kualitasnya bagus, mereka akan mempertimbangkan apa kelebihan dari produk yang akan mereka beli. Apakah produk ini lebih tahan lama, atau lebih baik featuresnya, atau apapun.

Factor ketiga adalah presisi atau gengsi. Setelah mempertimbangkan dua hal di atas, mereka akan memikirkan apakah produk yang mereka beli akan lebih menaikkan gengsi mereka dikalangannya.

Factor yang terakhir adalah kemudahan penggunaannya. Mereka akan memikirkan factor ini karena jika penggunaannya sulit, percuma saja mereka beli tetapi tidak dapat mereka gunakan.

Adapun langkah-langkah yang biasanya diperhatikan si pelanggan sebelum membeli barang.

Langkah pertama: product attribute. Dalam langkah ini pelanggan akan mempertimbangkan kualitas, features atau fasilitas, dan desain dari produk yang akan mereka beli.

Langkah kedua: brand. Pelanggan akan melihat nama, semboyan, symbol, dan channel relationship (untuk memudahkan mendapatkan info tertentu tentang produk yang akan mereka beli). Jika pengusaha dapat membuat brand yang baik dimata pelanggan, pasti produk yang mereka pasarkan akan mampu menarik si pelanggan untuk membelinya.
Didalam brand ini, para pengusaha harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: brand name selection, pengusaha harus mampu membuat nama yang menarik dan mewakili produk yang akan dipasarkan. Brand sponsor dan co branding, ini juga harus dipikirkan pengusaha agar usahanya dapat berjalan dengan baik karena adanya kerjasama dengan perusahaan lain yang sesuai dengan kebutuhannya. Brand strategy, terbagi menjadi tiga, yaitu line extantion (variant produk yang terlihat dari kemasannya), brand extantion (modivikasi produk. Contohnya ada coca-cola zero, diet, dll), dan multy branding.

Langkah ketiga: packaging. Dalam langkah ini, pelanggan melihat dari desain kemasannya yang menarik dan juga pembelrian label pada produknya.

Langkah selanjutnya adalah merk. Biasanya pelanggan memilih produk dengan merk yang sudah terkenal dan terjamin kualitasnya.

Langkah yang terakhir adalah product support. Langkah ini dilakukan pelanggan agar memudahkannya apabila terjadi masalah pada produk yang mereka beli.

Penjelasan diatas sangat berguna untuk para pengusaha baru yang ingin memasarkan produknya agar dapat menarik minat para pelanggan untuk membeli produknya.

SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN REGULER 2009


Analisis Segmentasi Usaha Jasa Milikku

Sabtu, 09 April 2011

SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN REGULER 2009
MANAJEMEN PEMASARAN
Bidang Usaha                                  : Jasa Pendidikan
Nama Perusahaan (Sekolah)           : PAUD TUNAS BANGSA
Analisis Segmentasi Pasar      : Sebelum berniat untuk mendirikan PAUD ini, saya terlebih dahulu mengidentivikasi target/calon pengguna. Setelah mengidentivikasi, saya menyusun data-data keluarga yang mempunyai anak. Dari identivikasi dan penyusunan data inilah saya dapat memperjelas dimana dan untuk siapa PAUD ini didirikan.

Untuk segmentasi geografis, saya akan mendirikan PAUD ini di Tanah Sereal. Kenapa? Karena di daerah ini terdapat cukup banyak keluarga yang kurang mampu yang mempunyai anak usia pra sekolah. Selain keluarga kurang mampu, di daerah ini juga cukup terdapat keluarga yang dikira mampu dalam segi ekonomi serta mempunyai anak usia pra sekolah. Untuk letak bangunan PAUD ini, saya akan memilih lokasi yang paling mudah dilalui menggunakan kendaraan ataupun berjalan kaki.

Seperti yang dijelaskan dalam segmentasi geografis, dalam segmentasi demografis PAUD ini ditujukan untuk keluarga yang kurang mampu maupun yang mampu serta mempunyai anak usia pra sekolah (3-6 tahun). Untuk saat ini, PAUD yang akan saya dirikan hanya dikhususkan untuk yang beragama islam. Pengkhususan ini dipertimbangkan agar tidak adanya kekeliruan dalam pengenalan nama Tuhan, pembiasaan bacaan doa, salam, dan lainnya. Tetapi untuk anak yang beragama selain islam, tetap bisa mengikuti pembelajaran di PAUD ini namun mengikuti pengenalan yang sudah disebutkan sebelumnya. Untuk hal ini, saya dan para guru nantinya akan memberitahu kepada orang tua si anak untuk lebih membiasakan pengenalan agamanya sendiri di rumah.

Untuk segmentasi psikologis, PAUD ini memang di utamakan untuk masyarakat menengah kebawah dalam segi ekonomi. Tetapi tidak ditutup untuk masyarakat yang mempunyai status social yang lebih tinggi, masyarakat ini yang nantinya diharapkan dapat membantu pembiayaan untuk sarana dan prasana PAUD. Keberagaman ini juga dibutuhkan untuk si anak agar dapat beradaptasi dengan lingkungannya walupun berbeda status social.

5. Analisis Perumusan Segmen dan Positioning Perusahaan Jasa


UNJ – 6 April 2011. Pertemuan kelima mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang PERUMUSAN SEGMEN, EVALUASI SEGMEN, dan POSITIONING.

Penjelasan pertama beliau mengenai perumusan segmen.

PERUMUSAN SEGMEN
Dalam perumusan segmen ini, belum menjelaskan bahwa ada beberapa factor yang harus diperhatikan untuk menentukan segmen yang akan kita tuju.
Yang pertama, kita harus menentukan dahulu ukuran biaya yang akan kita kenakan kepada calon pelanggan produk kita. Dalam menentukan ukuran biaya untuk produk kita, harus mengetahui daya beli setiap pelanggan yang akan menjadi calon pelanggan kita dengan cara mengidentifikasi penghasilannya. Factor yang kedua, aksesibilitas atau kemudahan menjangkau produk kita. Kita harus mensurvei lokasi-lokasi mana saja yang mudah diakses oleh calon pelanggan untuk menemukan produk jasa kita. Factor pertama dan kedua ini harus melalui data factual agar kita tidak salah menentukan harga dn lokasi. Yang ketiga, kita juga harus berorientasi pada profit. Orientasi profit ini berguna untuk kelangsungan perusahaan kita nantinya. Jika perusahaan tidak mendapatkan profit, darimana perusahaan mendapatkan dana untuk melanjutkan usahanya. Factor yang terakhir adalah actionable. Factor ini dimaksudkan kita harus menganalisis semua factor yang sudah disebutkan sebelumnya dan mulai melakukan untuk perumusan segmen perusahaan jasa kita.

Ada beberapa perumusan segmen, yaitu: (1) differential segmen: bidang usaha yang membeda-bedakan segmen pasar. Jadi perusahaan menyediakan produk yang berbeda untuk setiap segmen yang berbeda pula, sesuai dengan kebutuhan setiap segmen. (2) undifferential segmen: bidang usaha yang tidak membeda-bedakan segmen pasar. Kebalikan dari point 1, perusahaan menyamakan produk yang ia pasarkan untuk semua segmen. (3) concentrate marketing: spesifikasi usaha. Pemilik usaha harus menentukan jenis usaha apa yang akan ia dirikan untuk segmen yang ia tentukan. Jenis usaha ini harus jelas, seperti bidang pendidikan, penginapan, atau jenis usaha lainnya. (4) strategi marketing: perusahaan harus menentukan strategi apa yang tepat untuk memasarkan produknya. Contoh melalui Multi Level Marketing, pembuatan iklan, brosur, dan lainnya.

Setelah kita melakukan perumusan segmen, langkah selanjutnya kita harus melakukan evaluasi segmen. Langkah ini dimaksdukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan perumusan segmen yang sudah kita lakukan.

EVALUASI SEGMEN
Ada tiga macam evaluasi yang harus dilakukan, yang pertama yaitu evaluasi ukuran. Evaluasi ini dapat diukur apakah penetapan harga yang sudah kita lakukan untuk produk sudah sesuai dengan daya beli masyarakat yang kita menjadi target perusahaan. Yang kedua, evaluasi permintaan pelanggan. Dalam evaluasi ini berarti kita harus selalu menganalisis kebutuhan pelanggan yang selalu bertambah dan beragam. Yang terakhir adalah evaluasi sumber daya. Evaluasi ini menuntut si pemilik perusahaan setidaknya menguasai bidang usaha yang ia dirikan, karena kadang kala dalam mendirikan usaha baru kita harus juga menjadi administrator, receptionist, dan lain-lain.

Selanjutnya beliau menjelaskan tentang positioning.

POSITIONING
Ada tiga macam positioning dalam perusahaan jasa, yaitu: 1. Advantages (keuntungan). Keuntungan ini akan kita dapatkan jika kita melaksanakn perumusan segmen dengan tepat. 2. Strategi promosi. Penentuan strategi ini juga harus tepat sesuai segmen yang ingin kita tuju. Contohnya kita dapat menggunakan jasa iklan di televisi atau Koran. 3. Communicative and delivery. Dalam positioning yang ketiga ini, kita harus menentukan bagaimana cara pelayanan, cara bicara, dan lain-lain sesuai dengan segmen. Usahakan pelanggan merasa nyaman dengan apa yang kita berikan untuk mereka.

SITI PATIMAH - 1445091743
MP REGULER 2009


4. Analisis Segmentasi dan Targeting Pasar Jasa

Sabtu, 26 Maret 2011


UNJ – 23 Maret 2011. Pertemuan keempat mata kuliah manajemen pemasaran dengan dosen, Amril Muhammad, SE., M.Pd. Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang ANALISIS SEGMENTASI dan TARGETING PASAR JASA.

Dalam pertemuan ini, beliau menjelaskan tentang pengertian pasar, segmentasi pasar, dan hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan segmentasi pasar.

Berikut adalah penjelasannya.

PASAR dan SEGMENTASI PASAR

Menurut dari buku manajemen pemasaran yang beliau jadikan acuan, pasar adalah tempat bertemunya pembeli potensial dengan para penjual. Pasar ini bukan hanya diartikan yang berbentuk fisik, namun penjualan di dunia maya pun dapat diartikan pasar jika terjadinya transaksi antara penjual dan pembeli.

Jenis-jenis pemasaran dalam pasar

Dari penjelasan dosen, ada tiga jenis pemasaran dalam pasar. Jenis pertama adalah mass marketing, jenis ini dapat dicontohkan dengan PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan Pasaraya. Kenapa dapat dicontohkan dengan dua pasar tersebut? karena dalam contoh pasar itu dapat dilihat bahwa banyak penjual yang tersebar untuk memasarkan produknya yang bermacam-macam dan memungkinkan juga akan banyak pembeli yang datang ke pasar tersebut. Jenis yang kedua adalah product variety marketing, jenis ini mengelompokan produk-produk berdasarkan variannya. Seperti style, quality, features, dan size. Jenis yang ketiga adalah target marketing, jenis ini memasarkan produknya dengan cara mengidentivikasi target (calon pembeli). Dapat dicontohkan dengan produk keluaran coca-cola, mereka mengaluarkan varian baru dalam produknya yaitu coca-cola zero. Keluaran produk baru ini sebelumnya telah melakukan identivikasi calon pembelinya yang mayotitas anak muda yang kebanyakan tidak ingin gendut (diet).

Selanjutnya penjelasan mengenai segmentasi pasar

Menurut buku yang beliau baca, segmentasi pasar adalah pemecahan pasar sesuai dengan kebutuhan pembeli, karakteristik pembeli, dan pemisahan produk. Namun ada beberapa pengertian lain dari para ahli mengenai segmentasi pasar, diantaranya: Pride & Ferrel (1995) mendefinisikan segmentasi pasar sebagai suatu proses pembagian pasar keseluruhan menjadi kelompok–kelompok pasar yang terdiri dari orang–orang yang secara relatif memiliki kebutuhan produk yang serupa. Serta menurut Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254) pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda. Segmen pasar terdiri dari kelompok pelanggan yang memiliki seperangkat keinginan yang sama (Kotler, 2005, p.307).

Dalam segmentasi pasar ini ada dua tahap yang harus dilakukan penjual, yaitu: tahap 1, penjual harus mengidentivikasi target/sasaran calon pembelinya. Apakah produk yang akan mereka keluarkan ditargetkan untuk anak-anak atau orang tua, lalu juga mempertimbangkan status ekonomi calon pembeli, dan lainnya. Tahap 2, dengan melakukan penyusunan profil pembeli. Setelah penjual melakukan tahap 1 (identivikasi target), penjual dapat melakukan tahap 2 (penyusunan profil pembeli). Tahap ini dilakukan agar penjual mengetahui jelas siapa dan dimana produknya akan dipasarkan, serta dapat juga menjadi acuan produk apa yang akan dikeluarkan.

Pembahasan terakhir dalam pertemuan ini membahas tentang hal-hal (aspek) apa saja yang harus diperhatikan dalam melakukan segmentasi pasar

Aspek pertama adalah Segmentasi Geografi. Segmentasi ini membagi pasar menjadi unit-unit geografi yang berbeda, seperti negara, propinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan. Jadi dengan segmentasi ini, penjual mengetahui kemana atau dimana produk ini harus dipasarkan. Aspek yang kedua adalah Segmentasi Demografi. Segmentasi ini memberikan gambaran bagi penjual kepada siapa produk ini harus ditawarkan. Pengelompokan ini dapat digolongkan pada umur, jenis kelamin, jumlah anggota keluarga, kehidupan keluarga seperti anak-anak, remaja, dewasa, kawin/ belum kawin, keluarga muda dengan satu anak, keluarga dengan dua anak, keluarga yang anak-anaknya sudah bekerja dan lainnya. Dapat pula digolongkan pada tingkat penghasilan, pendidikan, jenis pekerjaan, agama dan ras, misalnya: Jawa, Madura, Bali, Manado, Cina dan lainnya. Aspek selanjutnya adalah Segmentasi Psikografi. Pada segmentasi ini pembeli dibagi menjadi kelompok-kelompok berdasarkan: (a) Status sosial, misalnya: pemimpin masyarakat, pendidik, golongan elite, golongan menengah, golongan rendah. (b) Gaya hidup misalnya: modern, tradisional, kuno, boros, hemat, mewah. (c) Kepribadian, misalnya: penggemar, pecandu atau pemerhati suatu produk dan penilaian terhadap suatu produk. Aspek yang keempat adalah Segmentasi Tingkah Laku. Segmentasi tingkah laku mengelompokkan pembeli berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk. Banyak penjual yakin bahwa segmentasi tingkah laku merupakan awal paling baik untuk membentuk segmen pasar.

Segmentasi perilaku dapat diukur menggunakan indicator sebagai berikut (Armstrong, 1997): 1. Manfaat yang dicari. Salah satu bentuk segmentasi yang ampuh adalah mengelompokkan pembeli menurut manfaat berbeda yang mereka cari dari produk. Segmentasi manfaat menuntut ditemukannya manfaat utama yang dicari orang dalam kelas produk, jenis orang yang mencari setiap manfaat dan merek utama yang mempunyai setiap manfaat. Penjual  dapat menggunakan segmentasi manfaat untuk memperjelas segmen manfaat yang mereka inginkan, karakteristiknya serta merk utama yang bersaing. Mereka juga dapat mencari manfaat baru dan meluncurkan merk yang memberikan manfaat tersebut. 2. Status Pengguna. Pembeli dapat disegmentasikan menjadi kelompok bukan pengguna, mantan pengguna, pengguna potensial, pengguna pertama kali. 3. Tingkat Pemakaian. Pembeli dapat juga disegmentasikan menjadi kelompok pengguna ringan, menengah dan berat. 4. Status Loyalitas. Sebuah pasar dapat juga disegmentasikan berdasarkan loyalitas konsumen. Konsumen dapat loyal terhadap merk, toko dan perusahaan. Pembeli dapat dibagi menjadi beberapa kelompok menurut tingkat loyalitas mereka. Beberapa konsumen benar-benar loyal, mereka selalu membeli satu macam merk. Kelompok lain agak loyal,mereka loyal pada dua merk atau lebih dari satu produk atau menyukai satu merk tetapi kadang-kadang membeli merk lain. Pembeli lain tidak menunjukkan loyalitas pada merk apapun. Mereka mungkin ingin sesuatu yang baru setiap kali atau mereka membeli apapun yang diobral.

SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN 2009 REGULER


Bidang Usaha Jasa yang Ingin Saya Buat

Selasa, 22 Maret 2011


SITI PATIMAH – 1445091743
MANAJEMEN PENDIDIKAN REGULER 2009
MANAJEMEN PEMASARAN

Bidang Usaha                          : Jasa Pendidikan
Nama Perusahaan (Sekolah)    : PAUD TUNAS BANGSA
Alasan/Reasoning              : Alasan saya memberi nama sekolah ini PAUD TUNAS BANGSA karena diharapkan dengan adanya PAUD ini, anak-anak didik pra sekolah akan dapat menjadi tunas atau bibit yang berkualitas untuk membangun bangsa ini kearah perkembangan yang jauh lebih baik dari saat ini. PAUD ini pula diharapkan dapat membuat anak-anak didik dapat beradaptasi dengan lingkungan sekolah sebenarnya yang akan mereka jalani pada jenjang SD (Sekolah Dasar) sampai dengan Perguruan Tinggi nantinya.
PAUD ini berdiri karena adanya dorongan untuk membantu anak-anak yang kurang mampu didaerah sekitar rumah saya yang mempunyai hak yang sama dalam hal memperoleh pendidikan. Karena hal tersebut, saya mendirikan PAUD ini dengan tujuan membuat mereka merasakan apa itu sekolah. Walaupun mungkin belum seperti keadaan sekolah yang sebenarnya, setidaknya mereka dapat merasakan belajar diruang kelas bersama teman-teman dan para guru. Serta diharapkan mereka bisa CALISTUNG (Baca, Tulis, dan Hitung) dan tidak terkena 3B (Buta Huruf, Buta Angka, dan Buta Warna). Karena pengenalan mereka dengan huruf dan angka menurut saya sangat penting untuk kehidupan mereka sekarang sampai nanti. Saya tidak ingin kegiatan anak-anak ini hanya bermain dirumah tanpa adanya unsur pendidikan dasar untuk bekal kehidupannya nanti.

System pendidikan dalam PAUD ini sama seperti pendidikan pra sekolah lainnya. PAUD ini tidak hanya menekankan pada pelajaran baca tulis hitung tetapi juga mengajarkan tentang akhlak yang baik sebagai seorang manusia. Dalam pelajaran baca tulis hitung, kita hanya menekankan pada pengenalannya saja, tidak terlalu memaksa si anak untuk bisa melakukan dengan maksimal. Dengan alasan, anak akan bisa melakukannya dengan baik jika tidak dengan paksaan tetapi dengan latihan terus menerus. Latihan pengenalan huruf dan angka ini kita lakukan setiap hari dalam kelas. Entah dengan pengucapan, pengenalan dengan media gambar atau warna, ataupun dengan latihan menulis.

Untuk pelajaran akhlak, kita memulai dengan mengajari mereka bagaimana memberi salam, menghormati orang tua, dan menghargai orang lain. Setiap memulai pelajaran, selalu diawali dengan doa dan salam. Dalam kelas juga diajari bagaimana si anak berani untuk berbicara di depan orang banyak, dengan cara meminta setiap murid maju untuk membaca doa ataupun untuk sekedar bernyanyi atau memperkenalkan diri kepada teman-teman sekelasnya. Usaha ini dilakukan agar si anak mempunyai rasa percaya diri yang cukup untuk bergaul dengan teman-temannya yang lain di luar sana. Karena kebanyakan anak-anak yang kurang mampu dalam ekonomi, mempunyai rasa percaya diri yang kurang.

Untuk mengurangi rasa jenuh karena belajar dikelas, PAUD ini mengadakan study wisata setiap bulannya. Study wisata ini selain membuat mereka tidak jenuh, juga untuk menambah pengetahuan dengan apa yang ada diluar lingkungan kelas, karena banyak hal menyenangkan diluar sana yang bisa mereka pelajari. Dan untuk membahagiakan anak-anak yang kurang mampu.

Walaupun PAUD ini dikhususkan untuk warga yang kurang mampu, tetapi warga yang mampu pun diperbolehkan untuk bergabung. Karena PAUD ini mempunyai sarana dan prasarana yang cukup menunjang dalam pendidikan pra sekolah.

Inti dari pendirian PAUD ini adalah saya tidak ingin melihat anak-anak didaerah rumah saya menjadi anak-anak yang buta angka, buta huruf, dan buta warna. Karena pengenalan yang memang begitu mendasar dan sederhana ini sangat berguna untuk kehidupan mereka.